Jumat, 28 Oktober 2011

Tradisi Seren Taun di Kota Kuda

Tak jauh dari objek wisata terapi ikan cigugur,disekitar itu kita melihat sebuah gedung yang mempunyai usia yang sudah cukup tua. Masyarakat adat Sunda punya tradisi tahunan yang dinamakan Seren Taun. Beberapa wilayah di Jawa Barat, seperti Sumedang, Indramayu, dan Kuningan, selalu menggelar ritual tersebut dari tahun ke tahun. Di Kuningan, khususnya Kecamatan Cigugur, Seren Taun dirayakan setiap tanggal 22 Rayagung 1941 S. Tahun ini, perayaan digelar selama 6 hari.
Setiap tahunnya pula, ritual ini selalu mengundang para wisatawan untuk menyaksikannya. Apakah Seren Taun hanya berhenti sebagai komoditas wisata tanpa makna? Bagi masyarakat adat Karuhun Urang Cigugur, Seren Taun merupakan Gelar Budaya Tradisional Masyarakat Agraris Sunda sebagai wujud luapan rasa syukur kepada Tuhan. Itu diartikan juga sebagai upacara penyerahan hasil panen yang baru diraih dan memohon kebaikan untuk tahun selanjutnya.
Seren Taun menjadi ritual syukur masyarakatnya atas panen hasil bumi seperti padi, jagung, dan sayur-sayuran. Nanti semua hasil panen akan dikumpulkan, dan kami melakukan serangkaian upacara sebagai wujud rasa syukur. Mengapa digelar setiap bulan Rayagung? Rayagung secara simbolis berarti merayakan ke-Agungan Tuhan. Dimulai dengan upacara ngajayak padi pada tanggal 18 Rayagung yang kemudian dilanjutkan dengan upacara penumbukan padi sebagai puncak acara pada 22 Rayagung dengan upacara penumbukan padi oleh ratusan petani. Tanggal 22 Rayagung bukan dipilih tanpa makna. Angka 22 terdiri dari 20 dan 2. Angka dua puluh menggambarkan badan jasmani yang secara anatomis dianggap menyatukan organ-organ dan sel-sel dengan fungsi yang beraneka ragam. Bilangan dua mengacu pada sikap dasar kesatuan yang sudah menjadi hukum adikodrati, sebagai adanya siang malam, suka duka, susah bahagia, dan pria wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar